Marvel Rivals, game hero shooter kolaborasi Marvel dan NetEase Games, menjadi fenomena global sejak dirilis pada Desember 2024. Dalam hitungan minggu, game ini meroket hingga 40 juta pemain, memecahkan rekor concurrent players dan menduduki puncak tangga lagu Steam. Namun, di balik kesuksesan gemilang ini, NetEase justru memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap tim pengembang berbasis di Amerika Serikat. Keputusan ini memicu pertanyaan besar: mengapa perusahaan mengambil langkah kontroversial ini di puncak kesuksesan Marvel Rivals?
Kesuksesan Marvel Rivals vs. Keputusan PHK yang Mengejutkan
Marvel Rivals membuktikan daya tariknya sebagai game live-service yang mampu bersaing di pasar yang jenuh. Dalam 72 jam pertama, game ini menjaring 10 juta pemain, lalu melonjak menjadi 20 juta dalam seminggu. Hingga pertengahan 2025, angka tersebut mencapai 40 juta pemain, prestasi yang jarang diraih game baru. Marvel Rivals bahkan masuk lima besar game terpopuler di AS untuk platform PC, PlayStation, dan Xbox Series X|S.
Baca juga: GTA 6: Jadwal Rilis, Potensi Penundaan, dan Dampaknya pada Industri Game.
Namun, di tengah euforia ini, NetEase mengumumkan PHK terhadap seluruh tim pengembang AS, termasuk dua level designer. Thaddeus Sasser, sutradara game, mengungkapkan kekecewaannya di LinkedIn: "Tim berbakat kami baru saja menciptakan franchise sukses, tapi kini di-PHK." Keputusan ini dinilai ironis, mengingat Marvel Rivals sedang mempersiapkan update besar Season 1.5 dengan karakter Human Torch dan The Thing dari Fantastic Four.
NetEase Games menjelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk "menyesuaikan struktur tim pengembangan dan mengoptimalkan efisiensi kerja" guna mendukung pengembangan game secara global. Meski demikian, tim inti di Guangzhou, China, yang dipimpin oleh Lead Producer Weicong Wu dan Game Creative Director Guangyun Chen, tetap berkomitmen untuk menyuguhkan pengalaman bermain yang luar biasa dengan terus menghadirkan karakter, peta, dan fitur baru.
PHK ini menuai kritik dari komunitas gamer. Banyak yang mempertanyakan etika perusahaan yang memangkas tim meski game mereka mencetak profit besar. "Ini industri yang aneh. Kesuksesan tak menjamin stabilitas pekerjaan", komentar seorang pengguna Reddit.
NetEase bukan satu-satunya perusahaan yang melakukan PHK akhir-akhir ini. Studio Swedia, Liquid Swords, juga merumahkan karyawan demi "keberlanjutan jangka panjang". Tren ini memperkuat kekhawatiran akan ketidakpastian karir di industri game, terutama bagi pengembang single-player yang semakin ditinggalkan perusahaan besar.
Baca juga: inZOI, Game Pesaing The Sims 4 Menunda Perilisannya.
Masa Depan Marvel Rivals dan Komitmen NetEase
Meski kontroversial, Marvel Rivals tetap menjanjikan inovasi. Update 1.5 akan menghadirkan mode PvE melawan pasukan vampir Dracula, serta mekanisme anti-leaver untuk mencegah pemain keluar saat pertandingan berlangsung. NetEase juga menjanjikan lebih banyak karakter seperti Doctor Doom dan Silver Surfer di musim mendatang.
Di sisi lain, langkah NetEase mengurangi proyek game single-player patut disayangkan. Padahal, genre ini masih memiliki basis penggemar loyal, seperti yang ditunjukkan kesuksesan The Last of Us atau Elden Ring.
Marvel Rivals membuktikan bahwa kolaborasi Marvel dan mekanisme hero shooter tetap diminati. Namun, keputusan PHK tim AS menjadi pengingat pahit bahwa kesuksesan komersial tak selalu sejalan dengan kesejahteraan pengembang. Bagi NetEase, tantangan selanjutnya adalah mempertahankan kepercayaan komunitas sembari bersaing dengan game-game baru yang terlihat menjanjikan di tahun 2025.
Sumber: GameSpot.