Lore Sumeru di game Genshin Impact menyimpan referensi mendalam terhadap kisah-kisah dalam tradisi Islam, terutama yang berkaitan dengan mitologi dan sejarah. Beberapa elemen ini tidak hanya menambah kedalaman naratif, tetapi juga menciptakan lapisan makna yang menarik bagi pemain yang familiar dengan cerita-cerita tersebut. Berikut beberapa referensi yang menonjol:
- Yajuj dan Majuj (Gog dan Magog): Ancaman yang Terkunci
Dalam cerita Archon Quest Sumeru, terdapat referensi tersirat tentang Yajuj dan Majuj, makhluk yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis sebagai kekuatan destruktif yang akan muncul di akhir zaman. Kisah ini terkait erat dengan Gerbang Zulkarnain, tembok besar yang dibangun oleh Raja Zulkarnain (sering diidentifikasi sebagai Alexander the Great dalam tradisi Islam) untuk menahan Yajuj dan Majuj.
Di Sumeru, konsep ini mungkin diwakili oleh ancaman-ancaman tersembunyi yang terkunci di balik batas pengetahuan atau kekuatan tertentu. Misalnya, Desert of Hadramaveth dan wilayah gurun lainnya bisa diinterpretasikan sebagai metafora dari tempat terpencil di mana kekuatan jahat seperti Yajuj dan Majuj ditahan. Hal ini menambah nuansa misteri dan ketegangan dalam eksplorasi pemain.
- Gerbang Zulkarnain: Tembok Penghalang
Gerbang Zulkarnain, atau "Tembok Besi", adalah struktur legendaris yang dibangun untuk melindungi umat manusia dari ancaman Yajuj dan Majuj. Dalam konteks Sumeru, konsep ini mungkin terlihat dalam struktur-struktur kuno yang ditemukan di wilayah gurun, seperti reruntuhan dan benteng yang seolah-olah dirancang untuk menahan sesuatu yang lebih besar dan lebih mengerikan.
Desain arsitektur dan simbolisme di sekitar reruntuhan ini seringkali mengingatkan pada gambaran tembok Zulkarnain yang kokoh dan penuh misteri. Ini juga bisa menjadi metafora untuk batas-batas pengetahuan manusia-seperti bagaimana Akademiya mencoba mengontrol dan membatasi akses terhadap ilmu tertentu, mirip dengan tembok yang membatasi ancaman.
Baca juga: Build Terbaik Furina di Genshin Impact untuk User Premium dan F2P.
- Kisah Nabi Musa dan Khidr: Pencarian Ilmu dan Kebijaksanaan
Kisah Nabi Musa dan Khidr, yang disebutkan dalam Al-Qur'an (Surah Al-Kahfi), juga menjadi inspirasi tersirat dalam lore Sumeru. Khidr, sosok misterius yang dikaruniai ilmu laduni (pengetahuan langsung dari Tuhan), mengajarkan Nabi Musa tentang kebijaksanaan di balik peristiwa-peristiwa yang tampak tidak adil.
Dalam Genshin Impact, karakter seperti Nahida (Lesser Lord Kusanali) mencerminkan sosok Khidr yang penuh kebijaksanaan dan pengetahuan mendalam. Perjalanan Traveler untuk memahami dan membantu Nahida bisa dilihat sebagai metafora dari pencarian ilmu sejati yang melampaui pemahaman manusia biasa. Selain itu, tema "melihat di balik permukaan" yang sering muncul di quest Sumeru juga menggemakan pelajaran dari kisah Musa dan Khidr.
- Pohon Kehidupan dan Simbolisme Sufisme
Pohon besar yang menjadi pusat kekuatan Dendro di Sumeru, Divine Tree, mengingatkan pada konsep Pohon Kehidupan (Syajarat al-Hayat) dalam tradisi Sufisme. Pohon ini melambangkan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan, serta pencarian spiritual untuk mencapai pencerahan.
Dalam Sufisme, pohon juga sering digunakan sebagai simbol pertumbuhan spiritual dan koneksi ilahi. Hal ini sejalan dengan tema utama Sumeru tentang pencarian pengetahuan sejati dan keseimbangan antara ilmu dan spiritualitas.
- Kisah Ashabul Kahfi: Tidur Panjang dan Perlindungan Ilahi
Kisah Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) dalam Al-Qur'an, tentang sekelompok pemuda yang tidur selama ratusan tahun untuk melindungi iman mereka, juga memiliki resonansi dalam lore Sumeru. Beberapa quest dan area di Sumeru, seperti gua-gua tersembunyi dan reruntuhan kuno, mengingatkan pada tempat perlindungan yang melindungi sesuatu yang berharga dari kehancuran waktu.
Konsep "tidur panjang" juga bisa dilihat dalam karakter-karakter tertentu atau mekanisme quest yang melibatkan waktu dan penantian, seperti bagaimana Sumeru menjaga rahasia-rahasia kuno yang hanya bisa dibuka oleh mereka yang layak.
Baca juga: Build Terbaik Xiangling untuk F2P Genshin Impact.
- Simbolisme Cahaya dan Kegelapan
Dalam banyak kisah Islam, cahaya (nur) sering melambangkan petunjuk ilahi, sementara kegelapan melambangkan kesesatan. Di Sumeru, tema ini muncul dalam kontras antara wilayah hutan yang subur dan penuh kehidupan dengan wilayah gurun yang gersang dan penuh bahaya.
Wilayah hutan, dengan cahaya dan kehijauannya, bisa diinterpretasikan sebagai metafora untuk pengetahuan yang membawa pencerahan, sementara gurun yang keras dan gelap melambangkan tantangan dan ujian yang harus dihadapi dalam pencarian ilmu.
Dengan memasukkan referensi mendalam seperti Yajuj dan Majuj, Gerbang Zulkarnain, kisah Nabi Musa dan Khidr, serta simbolisme Sufisme, HoYoverse tidak hanya menciptakan dunia yang kaya secara visual, tetapi juga penuh makna filosofis dan spiritual. Bagi pemain yang memahami konteks ini, eksplorasi di Sumeru menjadi pengalaman yang lebih dalam dan bermakna, menghubungkan dunia fantasi dengan warisan budaya dan agama yang nyata.
Dengan begitu, Sumeru tidak hanya menjadi region yang menarik secara gameplay, tetapi juga sebagai medium untuk mengenal dan menghargai kearifan budaya dan agama yang telah menginspirasi peradaban manusia selama berabad-abad.